Janganlah Berbuat Jahat, Perbanyak Kebajikan, Sucikan Hati dan Pikiran, Inilah Ajaran Para Buddha >>>>> Sebutan Yang Paling Indah Adalah Buddha, Kata-kata Yang Paling Merdu Adalah Paritta, Media Yang Paling Baik Adalah Tipitaka, Senam Paling Sehat Adalah Puja, Diet Paling Sempurna Adalah Athasila, Perjalanan Paling Indah Adalah Menjadi Bikkhu, Khayalan Paling Indah Adalah Ingat Kamma<<<<<

.

Impian Belajar di Sri Lanka Part 1

Pernahkan anda bermimpi untuk belajar ke luar negeri ?? mungkin semua orang akan menjawab "mau banget.....".
Pernahkah anda bermimpi belajar tentang agama Buddha ke luar negeri?? belum tentu semua orang akan menjawab "mau banget".
Mungkin tak semua orang punya keinginan seperti itu, kalaupun ada keinginan untuk belajar ke luar negeri itupun belajar ilmu ekonomi atau komputer, paling tidak itulah yang banyak terjadi terutama pada mereka orang-orang yang mempunyai biaya.

Meskipun sebagian orang mungkin sangat menginginkan hal itu. Namun belum bisa mendapatkannya, permasalahan lain muncul ketika bicara masalah biaya. Kuliah di luar negeri membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka dari itu hanya orang kaya lah yang bisa mendapatkannya. Nahh kali ini saya akan bercerita tentang seorang umat Buddha dari desa yang berhasil mendapatkan impiannya untuk belajar di luar negeri yakni Sri Lanka untuk belajar lebih banyak tentang agama Buddha. Namun tak semudah itu dia bisa mendapatkannya, perlu perjuangan dan usaha yang tidak mudah untuk mendapatkan impiannya itu tanpa memikirkan masalah biaya.

Sebut saja dia Ani, seorang wanita yang berasal dari sebuah desa di pinggiran Kabupaten Semarang, dan kebetulan memang sekampung dengan penulis blog ini (saya sendiri), dan kami merupakan teman bahkan bisa dibilang saudara jauh semasa kecil dulu. Ani kecil yang katanya "katro, ndeso, lugu dan suka nonton wayang kulit" ini adalah anak dari keluarga petani, dia menghabiskan masa kecil dan masa remajanya di desa, dia telah banyak merasakan panasnya terik matahari saat membantu orang tuanya menanam padi, mencari rumput, “ngarit” dan pekerjaan lainnya yang dilakukan di sawah ataupun di ladang yang biasa dilakukan sebagai seorang petani. Padahal tak semua anak seumurnya mau membantu orang tuanya di sawah, kebanyakan mereka malu dan malas untuk pergi kesawah, karena disawah kan panas dan tidak ada TV, apalagi kulkas (hehehe hotel kali).

Tapi bagi ani yang sejak kecil sudah sering mendapat beasiswa karena prestasinya ini, kegiatan itu sudah biasa dilakukannya, tak peduli panas, kotor dan capek yang penting dia bisa membantu orang tuanya, inilah yang membuat dia berbeda dari beberapa temannya. Namun tak hanya hal itu yang membuatnya berbeda, dalam hal kesempatan belajarpun dia mungkin memiliki cerita yang berbeda dengan teman-teman di desanya.

Setelah lulus dari SMA, dia melanjutkan studynya di STAB (Sekolah Tinggi Agama Buddha) di Kopeng, Kab. Semarang. STAB Syailendra namanya, kampusnya berada di kaki gunung, daerah yang asri yang menyediakan suasana kondusif untuk belajar. Lingkungan kampus yang berada di tengah-tengah masyarakat Buddhist menyediakan kesempatan belajar sekaligus praktek nyata. Di kampus ini, dia dan teman-temannya belajar banyak hal mulai dari organisasi, karawitan, tai chi, computer, kesenian, kewirausahaan dan lain-lain disamping pendidikan agama Buddha yang memang menjadi fokus utama.

Melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus ini dia dapat bergabung dengan organisasi mahasiswa dari kampus lain seperti Institute Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Ama Islam Negeri (STAIN) dan Sekolah Tinggi Theology (STT). Dari sini dia dan teman-temannya mulai membangun organisasi di kampusnya, mulai dari perombakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, penyusunan struktur pengurus dan penentuan program kerja yang berimbang dan berdaya guna. Melalui kegiatan diskusi lintas agama yang diikuti kampusnya, dia dan teman-temannya dapat berkenalan dengan teman-teman dari pondok pesantren untuk membangun kesadaran pluralisme beragama. Selain itu, mereka juga tahu tentang berbagai LSM yang bergerak dibidang sosial.

Dia lulus dari STAB dan menerima Wisuda Sarjana Agama Buddha pada bulan September 2007. Pada bulan yang sama, dia sudah mendapat kesempatan untuk mengabdikan sedikit ilmu yang dia peroleh di sebuah sekolah swasta di Semarang. Dia juga mendapat kepercayaan dari salah satu dosennya untuk membantunya mengajar di STAB tempat dia pernah belajar. Pada bulan November 2007 ada pendaftaran PNS di departemen agama. PNS menjadi keinginan kebanyakan lulusan STAB pada saat itu. Namun sekali lagi dia berbeda dengan orang lain, dia lebih memilih untuk tidak menjadi PNS dulu. Alasannya adalah bahwa dia belum siap dengan sifat kerja yang monoton sebagai PNS.

Lanjutkan kisah hingga ke Sri Lanka di Part 2.. Klik disini

Artikel Terkait



Bendera

Bendera

Tukang Taman

PENGUMUMAN

1. Perubahan Rekening Dana
Bagi umat yang ingin berdana harap menghubungi Admin terlebih dahulu karena ada perubahan Nomor Rekening. Hubungi Admin di 0813 1030 7553

2. Tentang Iklan
Kami tidak bertanggung atas segala bentuk iklan, isi konten dalam iklan, dll. Kami hanya menyediakan tempat untuk pengiklan dan kami tidak mengetahui isi iklan karena yang memasang iklan adalah pihak ketiga.

Aneka Bisnis

Populer

Menjadi Teman Saya

 
Powered by Blogger.com | 2008 Copyright Pemuda Buddhist Indonesia All Reserved Cah Semarang Weblog | E-mail: ari.complex@yahoo.co.id