Janganlah Berbuat Jahat, Perbanyak Kebajikan, Sucikan Hati dan Pikiran, Inilah Ajaran Para Buddha >>>>> Sebutan Yang Paling Indah Adalah Buddha, Kata-kata Yang Paling Merdu Adalah Paritta, Media Yang Paling Baik Adalah Tipitaka, Senam Paling Sehat Adalah Puja, Diet Paling Sempurna Adalah Athasila, Perjalanan Paling Indah Adalah Menjadi Bikkhu, Khayalan Paling Indah Adalah Ingat Kamma<<<<<

.

Tata Cara Peribadatan Agama Buddha

Tata Cara peribadatan dalam agama Buddha

Selain Cattari Ariya Saccani yang telah kita pelajari, agama Buddha juga mengajarkan tata cara peribadatan, yang biasanya disebut sebagai puja. Pelajaran ini merupakan ajaran dasar dari agama Buddha karena akan mengajarkan kepada umat tentang tata cara melaksanakan ibadah.
Istilah 'puja' berarti menghormat atau memuja, dan mengacu pada upacara sebagai sarana untuk menguatkan dan menuangkan keyakinan serta mengingatkan kita sehari-hari akan janji kita pada Tiratana - Tiga Permata; Buddha, Dhamma serta Sangha. Ada pendapat yang menganggap 'puja' adalah 'suatu upacara ritual tak berarti', berdasar pengertian bahwa dalam agama Buddha, tidak diakui adanya makhluk-agung atau dewa-agung yang padanya kita harus bermohon dan dengan demikian upacara adalah mubazir.
Pandangan diatas jelas salah.
Pertama, tidak ada upacara yang 'tak punya arti' bila kita berusaha mencari makna artinya.

kedua, keikutsertaan dalam upacara tidak perlu bertentangan dengan keberadaan kita sebagai manusia yang kritis. Upacara ritual memang ganjil bila dikaitkan dengan ilmu gaib, tapi upacara agama Buddha bukanlah hal yang demikian. Pelaksanaan 'puja' mempunyai nilai yang tinggi karena mampu menguatkan keyakinan dan menanamkan pengertian yang khusus dalam batin kita.
Pemujaan (pelaksana Puja) bukan keharusan dalam pelaksanaan keagamaan Buddha, tapi karena sebagian besar orang dapat melihat dampak positif-nya, maka kita akan mempelajari arti dan pelaksanaannya secara terinci. Ada bermacam-macam cara pemujaan tergantung budaya dimana tata pemujaan itu berkembang, ada yang sederhana dan anggun, ada yang rumit dan ramai. Mari kita teliti Nava Puja. Istilah 'nava' berarti 'baru' dan juga berarti 'sembilan', karena Nava Puja adalah penyesuaian moderen dari Puja Buddha yang kuno di Sri Lanka, dan karena Nava Puja terdiri atas sembilan bagian. Seperti 'puja' yang lain, maka Nava Puja dapat dilaksanakan dalam bahasa sehari-hari kita ataupun dalam bahasa Pali.

Pemujaan paling tepat dilakukan di depan meja-sembahyang (Inggris: shrine) di vihara ataupun di rumah. Ada umat yang salah mengartikan dengan menyamakan serta menyebut meja-sembahyang dirumahnya sebagai 'altar'. Pada kenyataannya secara harfiah, altar berarti tempat pelaksanaan korban, yang tentunya tidaklah tepat untuk menggambarkan meja-sembahyang agama Buddha. Meja-sembahyang terdiri dari suatu meja atau panggung yang agak ditinggikan, yang diatasnya diletakkan patung Buddha (Buddha rupa) dan obyek-obyek lain yang digunakan pada pemujaan tersebut.
Meja-sembahyang secara estetis hendaknya terawat, menyenangkan dan senantiasa rapih. Pada dasarnya, kita hendaknya merawat meja-sembahyang seperti hati kita - bersih, indah dan rapih. Meja-sembahyang hendaknya dibersihkan setiap hari dari debu, abu dupa dan guguran bunga. Meja-sembahyang hendaknya indah, ditempati peralatan sembahyang terbaik, diletakkan simetris agar baik dipandang mata. Lebih jauh, meja-sembahyang hendaknya tidak menjadi kacau karena adanya foto-foto para bhikkhu, guru kebatinan, patung dewa-dewa Tao ataupun segala macam obyek yang tak ada hubungannya dengan puja.

Artikel Terkait



Bendera

Bendera

Tukang Taman

PENGUMUMAN

1. Perubahan Rekening Dana
Bagi umat yang ingin berdana harap menghubungi Admin terlebih dahulu karena ada perubahan Nomor Rekening. Hubungi Admin di 0813 1030 7553

2. Tentang Iklan
Kami tidak bertanggung atas segala bentuk iklan, isi konten dalam iklan, dll. Kami hanya menyediakan tempat untuk pengiklan dan kami tidak mengetahui isi iklan karena yang memasang iklan adalah pihak ketiga.

Aneka Bisnis

Populer

Menjadi Teman Saya

 
Powered by Blogger.com | 2008 Copyright Pemuda Buddhist Indonesia All Reserved Cah Semarang Weblog | E-mail: ari.complex@yahoo.co.id