Meditasi dengan posisi duduk merupakan meditasi yang sering dilakukan oleh umat Buddha baik dirumah, atau saat kebaktian atau puja bhakti rutin di Vihara. Bagi sebagian orang Meditasi ini adalah yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan.
Meditasi ini dimulai dengan Meditasi Metta, yakni dengan merenungkan dan mengembangkan perasaan cinta kasih kepada semua makhluk.
Setelah selesai dengan Metta fokuskan pada gerakan dinding perut (yang merupakan unsur udara / Vayo Dathu), gerakan ini terjadi karena nafas yang masuk dan keluar, pertahankan perhatian kita secara tajam pada gerakan kembang dan kempisnya perut kita. Jika pikiran membentuk suatu wajah atau seperti film catlah "melihat, melihat, nelihat", jika pikiran tersebut telah hilang kembali ke gerakan kembang kempis. Jika selalu ada proses lain yang muncul seperti mendengar sesuatu, emosi muncul, atau perasaan takut, marah, sedih, catatlah semua itu sampai mereka lenyap dan kembali ke gerakan kembang kempis.
Kembang kempis disebut objek utama namun ini bukan satu-satunya objek, jika ada sensasi yang muncul seperti: gatal, atau sakit, kita tetap diam dan mengamati sensasi itu sampai hilang dan kembali ke kembang kempis. Jika selama 1 jam duduk tanpa memindahkan posisi dan muncul sensasi yang tak tertahankan, bangun dan lakukan meditasi jalan.
Beberapa dari kita mungkin merasakan sakit dengan cepat dan menderita, namun apakah sebenarnya yang terjadi??. Kita beruntung dengan hal itu. Beberapa Yogi dari Birma menunggu hingga 2 jam untuk mendapatkan rasa sakit.
Camcay Sayadaw menasehati bahwa rasa sakit adalah teman baik meditator. Rasa sakit adalah kunci untuk menuju ke Nibbana, kita harus menyadari bahwa rasa sakit yang kita rasakan dalam Meditasi adalah hal yang dialami dari tubuh manusia, yang dapat memberi manfaat yakni:
Meditasi ini dimulai dengan Meditasi Metta, yakni dengan merenungkan dan mengembangkan perasaan cinta kasih kepada semua makhluk.
Setelah selesai dengan Metta fokuskan pada gerakan dinding perut (yang merupakan unsur udara / Vayo Dathu), gerakan ini terjadi karena nafas yang masuk dan keluar, pertahankan perhatian kita secara tajam pada gerakan kembang dan kempisnya perut kita. Jika pikiran membentuk suatu wajah atau seperti film catlah "melihat, melihat, nelihat", jika pikiran tersebut telah hilang kembali ke gerakan kembang kempis. Jika selalu ada proses lain yang muncul seperti mendengar sesuatu, emosi muncul, atau perasaan takut, marah, sedih, catatlah semua itu sampai mereka lenyap dan kembali ke gerakan kembang kempis.
Kembang kempis disebut objek utama namun ini bukan satu-satunya objek, jika ada sensasi yang muncul seperti: gatal, atau sakit, kita tetap diam dan mengamati sensasi itu sampai hilang dan kembali ke kembang kempis. Jika selama 1 jam duduk tanpa memindahkan posisi dan muncul sensasi yang tak tertahankan, bangun dan lakukan meditasi jalan.
Beberapa dari kita mungkin merasakan sakit dengan cepat dan menderita, namun apakah sebenarnya yang terjadi??. Kita beruntung dengan hal itu. Beberapa Yogi dari Birma menunggu hingga 2 jam untuk mendapatkan rasa sakit.
Camcay Sayadaw menasehati bahwa rasa sakit adalah teman baik meditator. Rasa sakit adalah kunci untuk menuju ke Nibbana, kita harus menyadari bahwa rasa sakit yang kita rasakan dalam Meditasi adalah hal yang dialami dari tubuh manusia, yang dapat memberi manfaat yakni:
- Tidak merasa ngantuk
- Pikiran berkelana jarang muncul
- Meningkatkan tingkat konsentrasi karena pikiran terfokus lebih dalam pada rasa sakit.