Apalagi situasi akhir-akhir ini setelah kita melewati pemil Legislatif, keributan dimana-mana, kericuhan disana-sini, semua yang yang tidak sependapat akan dianggap musuh dan selalu berujung dengan kericuhan. Semua orang berkelakuan seolah-olah tidak pernah mengenyam dunia pendidikan padahal meraka yang berlaku seperti itu adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari orang biasa, baik dari segi materi, kedudukan maupun segi pendidikan. Namun kenyataanya itu semua tidak bisa mencegah mereka berbuat yang memalukan.
Jika anda sering menyimak acara berita yang ditayangkan stasiun tv, setiap jam kita dapat mendengar berita mengenai hal-hal yang kurang enak didengar. Mulai dari orang yang stress lah (katanya seh gagal nyaleg), tawuran lah, yang berantem lah, yang demo lah, yang bentrok lah, seolah-olah aparat yang ada sudah tidak mampu mengatasi berbagai kondisi tersebut (ya iyalah lho wong pejabat2 negara aja banyak yang berbuat tidak bener, gimana mau ngurusin rakyat) ssssttttt.
Satu hal yang berubah adalah cara pandang atau filosofi kehidupan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan. Nilai agama bukan hanya sekedar dalam ayat-ayat suci sebuah kitab suci atau sutra saja, namun nilai ini harus mengakar dan menjadi “Way of Life” dari setiap pemeluknya. Kita sebagai seorang Buddhis, tentu saja dapat melihat semua ini dengan lebih jernih dan mendalam. Semua kejadian ada sebab maka ada akibat. Kehidupan negara yang demikian sulit juga karena sebab-sebab yang kita buat sendiri. Kita melupakan rasa toleransi, welas asih, menghargai dan menghormati antara sesama manusia hanya untuk mengejar kesenangan pribadi. Inilah dinamakan kesesatan pandangan, ya ! negara kita sedang berada dalam kesesatan pandangan. Pandangan yang menempakan nilai-nilai konsumerisme dan materialisme, telah membelokkan sisi-sisi kemanusiaan kita yang hakiki .
Orang-orang lebih senang menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan. Penyelesaian dengan melandaskan kebencian, ketidaksenangan dan ketidakpuasan selalu akan memicu persoalan baru dikemudian hari. Buddhisme menentang segala kekerasan dan kebencian, karena pada dasarnya kebencian hanya akan menghasilkan kebencian baru. Demikian seterusnya tidak akan selesai.Kita diharuskan menjaga nilai-nilai agama dan mengedepankan moral. Dengan tiga sikap berikut diharapkan semua orang bisa mengendalikan diri.
1. Memahami Nilai-nilai Kehidupan
2. Berusaha Mengakhiri Kekerasan
3. Menciptakan Perdamaian dan Keadilan