Dalam perayaan Tri Suci Waisak 2553 / 2009 ini mengangkat tema "Kehadiran Buddha Sumber Keharmonisan dan Keutuhan Bangsa". Banyak orang dari kalangan umat Buddha berpendapat hal ini sangat tepat sekali karena kondisi negara yang sedang lumayan panas apalagi menjelang pelaksanaan pemilu legislatif hingga sekarang menjelang pemilu presiden mendatang. Banyaknya perbedaan membuat situasi saat ini menjadi ramai dengan saling serang dan saling beradu mulut alias berdebat di kalangan pejabat negara. Hal ini dikawatirkan akan memancing situasi yang lebih panas lagi jika hal ini tidak segera diredam, rakyat kecil paling rentan terhadap situasi yang tidak kondusif, dan ujung-ujungnya rakyat kecil pula yang akan menjadi korban dari situasi tersebut.
Ketua Sangha Theravada Indonesia Bhiksu Jotidhammo Mahatera dalam pesan Waisak 2553/2009 berharap agar perbedaan dalam memilih presiden di kalangan Budha tidak menjadikan umat menjadi tidak rukun atau terpecah belah. Karena perbedaan merupakan hal wajar dalam kehidupan berdemokrasi.
"Masing‑masing orang memiliki perbedaan untuk berpendapat," kata Bhante Jotidhammo.
Tetapi kebebasan itu hendaknya disertai tanggungjawab sosial. Jika tidak, dikhawatirkan menghancurkan masa depan kehidupan sosial masyarakat. Tangungjawab perlu diterapkan terhadap pilihan kebebasan yang akan dilakukan.
"Keharmonisan dapat tumbuh berkembang jika tanggungjawab sosial menjadi perhatian utama di awal perilaku kebebasan yang dipilih," katanya.
Ia menegaskan, komitmen kebersamaan perlu dibangun dalam kehidupan berbangsa. Hal itu dapat terwujud, jika pemerintah dan rakyat memperhatikan ajaran Budha, yang terdapat dalam Maha Parinibbana Suttanta.
Disebutkan, kemuliaan suatu bangsa tergantung pada tujuh hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan rakyatnya. Ketujuh hal itu, antara lain sering mengadakan pertemuan dengan dihadiri banyak peserta, mentaati peraturan dan undang‑undang yang berlaku.
Memperhatikan dan menghargai pengalaman orang‑orang yang lebih cakap, harkat martabat perempuan, membangun dan menjaga tempat‑tempat ibadah di dalam maupun luar kota.
Menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan di tepat‑tempat ibadah, dan melindungi orang‑orang yang menjalani hidup suci.
Tanggal 9 Mei 2009 umat Budha memperingati tiga peristiwa suci, yakni saat kelahiran, pencerahan sempurna dan kemangkatan Guru Agung Budha Gotama. Kelahiran Budha dianggap sebagai munculnya manusia luhur yang kelak mampu memahami Kebenaran Dhamma. Pencerahan sempurna merupakan perembusan Kebenaran Dhamma secara sempurna. Kemangkatan Budha diyakini perwujudan Kebenaran Dhamma tertinggi atau Parinibbana.
Sementara itu, dalam situs Walubi (Perwakilan Umat Budha Indoensia), rencana kegiatan Puja Bakti Tri Suci Waisak 2553 BE/2009, akan dilaksanakan di Candi Mendut dan Candi Borobudur mulai 7 sampai 9 Mei 2009.
Diawali pengambilan air berkah di Umbul Jumprit, Temanggung, Kamis (7/5). Esok harinya pengambilan api alam di Mrapen, Grobogan, Purwodadi.
Detik‑detik Waisak akan jatuh pada pukul 11.10'01, pada saat itu umat Budha akan melaksanakan meditasi bersama di Candi Mendut.
Dilanjutkan dengan prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur mulai pukul pukul 14.30 ‑17.30 WIB.
Puncak acara akan berlangsung di pelataran Candi Borobudur pada malam hari pukul 19.00 WIB. Dalam hal ini, panitia berharap Menteri Agama dan Gubernur Jateng bisa menghadiri seremonial ini.
Pada pukul 21.30 WIB akan diadakan prosesi mengelilingi Candi Agung Borobudur dengan menyalakan lilin.
Kunjungi Daftar Isi Blog Ini
Ketua Sangha Theravada Indonesia Bhiksu Jotidhammo Mahatera dalam pesan Waisak 2553/2009 berharap agar perbedaan dalam memilih presiden di kalangan Budha tidak menjadikan umat menjadi tidak rukun atau terpecah belah. Karena perbedaan merupakan hal wajar dalam kehidupan berdemokrasi.
"Masing‑masing orang memiliki perbedaan untuk berpendapat," kata Bhante Jotidhammo.
Tetapi kebebasan itu hendaknya disertai tanggungjawab sosial. Jika tidak, dikhawatirkan menghancurkan masa depan kehidupan sosial masyarakat. Tangungjawab perlu diterapkan terhadap pilihan kebebasan yang akan dilakukan.
"Keharmonisan dapat tumbuh berkembang jika tanggungjawab sosial menjadi perhatian utama di awal perilaku kebebasan yang dipilih," katanya.
Ia menegaskan, komitmen kebersamaan perlu dibangun dalam kehidupan berbangsa. Hal itu dapat terwujud, jika pemerintah dan rakyat memperhatikan ajaran Budha, yang terdapat dalam Maha Parinibbana Suttanta.
Disebutkan, kemuliaan suatu bangsa tergantung pada tujuh hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan rakyatnya. Ketujuh hal itu, antara lain sering mengadakan pertemuan dengan dihadiri banyak peserta, mentaati peraturan dan undang‑undang yang berlaku.
Memperhatikan dan menghargai pengalaman orang‑orang yang lebih cakap, harkat martabat perempuan, membangun dan menjaga tempat‑tempat ibadah di dalam maupun luar kota.
Menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan di tepat‑tempat ibadah, dan melindungi orang‑orang yang menjalani hidup suci.
Tanggal 9 Mei 2009 umat Budha memperingati tiga peristiwa suci, yakni saat kelahiran, pencerahan sempurna dan kemangkatan Guru Agung Budha Gotama. Kelahiran Budha dianggap sebagai munculnya manusia luhur yang kelak mampu memahami Kebenaran Dhamma. Pencerahan sempurna merupakan perembusan Kebenaran Dhamma secara sempurna. Kemangkatan Budha diyakini perwujudan Kebenaran Dhamma tertinggi atau Parinibbana.
Sementara itu, dalam situs Walubi (Perwakilan Umat Budha Indoensia), rencana kegiatan Puja Bakti Tri Suci Waisak 2553 BE/2009, akan dilaksanakan di Candi Mendut dan Candi Borobudur mulai 7 sampai 9 Mei 2009.
Diawali pengambilan air berkah di Umbul Jumprit, Temanggung, Kamis (7/5). Esok harinya pengambilan api alam di Mrapen, Grobogan, Purwodadi.
Detik‑detik Waisak akan jatuh pada pukul 11.10'01, pada saat itu umat Budha akan melaksanakan meditasi bersama di Candi Mendut.
Dilanjutkan dengan prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur mulai pukul pukul 14.30 ‑17.30 WIB.
Puncak acara akan berlangsung di pelataran Candi Borobudur pada malam hari pukul 19.00 WIB. Dalam hal ini, panitia berharap Menteri Agama dan Gubernur Jateng bisa menghadiri seremonial ini.
Pada pukul 21.30 WIB akan diadakan prosesi mengelilingi Candi Agung Borobudur dengan menyalakan lilin.
Kunjungi Daftar Isi Blog Ini