Puisi Buddhist " Carilah itu "


Nammo Buddhaya
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin menuliskan puisi yang tanpa sengaja saya temukan di tumpukan file saya, entah darimana asalnya, yang saya ingat dulu saya memang pernah mencarikan puisi untuk keponakan saya akan tetapi saya sudah lupa sumbernya.
Namun ada baiknya saya share puisi tersebut untuk orang lain yang membutuhkan, meski tanpa menyebutkan sumbernya saya berharap dapat bermanfaat bagi orang lain. Puisi tersebut berjudul " Carilah Itu "


Carilah itu...!

Ketika banyak rasa gelisah
Kepala penuh pertanyaan dan rasa tak bahagia
terjawab ketika mata dan telinga
keluar dari perlindungan istana

Tangisan, kesakitan, darah, bau bangkai,
kepedihan, dan kemiskinan nyata di bola mata.
Apa yang dicari?
Apa yang dimau?
Pertanyaan itu lama berkeliaran di kepala
dan akhirnya..

KakiNya meninggalkan kursi emasnya,
berjalan menapaki rerumputan basah dan
bebatuan panas yang melepuhkan kulit

Perutnya yang mengering
kulitnya menghitam
Panas menghujam dan hujan membanjur saat meditasinya
Kejahatan mara merongrongNya
hingga jawaban didapat

PenampakanNya sangat bercahaya
"Aku adalah Yang Telah Tercerahkan Sempurna,
Sang Arahat, Sang Buddha,
Inilah Empat kebenaran Ariya."

Dengar kata-kata itu dengan bijak
Jadilah makhluk yang memiliki sedikit debu di mata

Indahnya Dhamma bukan untuk dikagumi
Nyanyian paritha bukan untuk penyejuk hati
Puitisnya Dhammapada bukan apresiasi seni
Bukan untuk kegebiraan Roda Dhamma
Tapi untuk penghentian selamanya
Tidak ada lagi penderitaan
Tidak ada lagi yang muncul dan lenyap
Carilah itu!